Saturday, September 10, 2016

Field Trip: Candi Borobudur yang Megah



Setelah puas menikmati waktu di Candi Ratu Boko, kami segera meluncur ke jantung kota Jogja. Thanks to Traveloka, kami bisa memilih Hotel sesuai keinginan. Di malam pertama kami menginap di Hotel Pandanaran, di Jl. Prawirotaman. Meskipun kamar dan kamar mandinya kecil, tapi cukup nyaman bagi kami untuk mengistirahatkan tubuh menyiapkan tenaga ngebolang lagi. Setelah sarapan pagi, kami segera meluncur ke arah Magelang. Borobuduuuurrr, we're comiiinggg. 

Setelah sekitar sejam lebih perjalanan, sampai juga kami di salah satu Candi Budha terbesar di dunia yang pernah masuk ke dalam 7 Keajaiban Dunia, yaitu Candi Borobudur. Ini adalah kali kedua bagiku dan suamiku, dan kali pertama untuk VaRo dan dek Lintang. Pertama kali berkunjung saat piknik SMP, dulu boro-boro ngerti cerita tentang Candi ini, wong ya rame-rame, waktunya terbatas pula, jadi hanya datang, keliling-keliling, menjalankan tugas dari guru buat ngobrol sama Bule yang banyak bertebaran, foto-foto *bagi yang punya kamera, which is termasuk barang mewah di tahun 90-an, aku siy nebeng foto aja, makanya ga tau hasil fotonya, karena ga tau motonya pake kamera siapa, asal ada gerombolan mo foto, ngikuuutt aja, melas*, trus pulang. 




Sekarang Borobudur banyak sekali berubah dari pertama ketemu, makin tertata dan cantik, thanks to PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko, udah mengelola tempat wisata ini dengan apik. Kami parkir di area A, which is dekat dengan pintu masuk, tapi lumayan jauh dari pintu keluar. Soal parkir memarkir ini siy optional yaa, karena memang klu mau ke Borobudur mah kudu disiapkan kaki dan nafas terbaiknya, karena klu diitung-itung entah berapa kilo total jalan kakinya. Mau parkir di dekat pintu masuk atau pintu keluar, itungan jalan kakinya sama aja, jadi klu bisa pilih, lebih baik pilihlah yang di bawah pohon, jadi rindang. Karena di Borobudur mataharinya ga pake diskon, garang! Jangan lupa, kenakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat, yang sopan juga *klu kependekan, nti dipinjemin kain batik buat nutupin*, sun blocknya jangan lupa dioles, pakai topi aja yaa daripada pake payung *biar ga ngeganggu pengunjung lain, karena rameeehhh saudaraaa*, bawa minuman dan makanan secukupnya *minum boleh di candi, makan ga boleh*, ada banyak penjaga yang dengan setia mengingatkan pengunjung yang agak agak mbalelo. Jaga kebersihan dan attitude di manapun berada, terakhir, semangaaaattttt yaaa, kudu sampe tingkat tertinggi, rugi atuh jauh-jauh dateng cuma di bawah candi aja mainnya. 


Arca satu-satunya yang tidak terkurung stupa ini menghadap ke kiblat lho


Mau dipindahin kemana, Neng?

Di Borobudur, loket pembelian tiket untuk Wisatawan Nusantara dan International dibedakan lho. Untuk Wisatawan Nusantara (Winus), harga tiket dewasa (10th ke atas) IDR.30.000, sementara tiket anak (3-10th) senilai IDR.15.000 dibayar tunai. Tiket harus disimpan selama di area candi, jangan main buang aja setelah melewati gate masuk otomatis yaa. Setelah melalui pemeriksaan tas, lalu masuk gate, ada meja untuk mendapatkan jasa guide selama di Borobudur. Kali ini, kami menggunakan jasanya, alhamdulillaah, jadi tau deh cerita tentang Borobudur ini. Memang klu berkunjung ke candi-candi seperti ini, baiknya pakai jasa guide, jadi ga hanya datang - foto - capek - pulang aja, tapi dapet ilmunya juga. Pssstt tarifnya bersahabat juga kok, 100 ribu aja pemirsah. 

Eh, 1 yang ga berubah ternyata, asongannya!!! Haduuhh, baru juga buka pintu mobil udah dikerubung 2 sampe 3 orang dari segala penjuru yang semua nawarin dagangannya. Pesenku cuma satu, jangan tergoda! Klu ga bisa nawar, bakal kena harga ga rasional. Jangan pasang muka mupeng, karena mereka bisa baca itu meskipun sudah disimpan rapi di balik wajah sok cuek. Paling aman beli di kios-kios resmi sepanjang jalan keluar, belanjanya lebih enak, harganya lebih rasional, daaan masih juga bisa ditawar klu mau. 

Mari kita bicara tentang Borobudur itu sendiri yaaa

Bentuk Borobudur melambangkan alam semesta, 10 pelatarannya menggambarkan konsep alam semesta, tingkatan alam pikiran untuk mencapai kesempurnaan dalam ajaran Budha. Dasar denah bujur sangkar adalah 123 meter di setiap sisi. Borobudur berbentuk bujur sangkar sebanyak 6 tingkat lalu dilanjutkan 3 pelataran melingkar di atasnya. Ada ribuan relief yang menceritakan banyak hal dan ratusan arca Budha yang terlengkap dan terbanyak di dunia. Stupa utama yang terbesar berada di puncak/ tengah seperti mahkota dari Candi. Dikelilingi oleh 72 stupa berlubang yang di dalamnya ada arca Budha duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dan posisi tangan tertentu yang berbeda di setiap arah mata angin.

Puncak Borobudur *pardon iklannya*

Dewi Manohara mau terbang ke Kahyangan

Ratu Maya (Ibu Sang Budha) naik kereta mau melahirkan Sang Budha.
Relief ini pernah nongol di salah satu mata uang rupiah lho, entah pecahan berapa, lupa.

Prosesi pensucian sang Budha oleh Dewa Dewi.
Ratu Maya memegang tangkai pohon Sala, cikal bakal nama Kota Solo.

Di bagian tengah keempat arah mata angin, terdapat tangga yang dijaga oleh 32 arca Singa. Untuk naik ke Candi, dimulai dari sisi timur, melingkari bangunan searah jarum jam, lalu naik ke tingkat berikutnya. Nama tingkatan itu adalah Kamadhatu (menggambarkan manusia yang masih terikat hawa nafsu), Rupadhatu (menggambarkan manusia yang sudah tidak terikat hawa nafsu tapi masih berbentuk), Arupadhatu (menggambarkan manusia yang terbebas dari hawa nafsu, rupa, dan bentuk).

Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi, arsiteknya bernama Gunadharma (asli Indonesia lhoo). Diperkirakan pembangunan memakan waktu 75-100 tahun hingga benar-benar selesai saat pemerintahan Raja Samaratungga tahun 825 Masehi. Borobudur pernah terkubur dalam tanah dan debu vulkanik sebelum ditemukan lagi. Oleh karena itu, untuk anak kecil, sebaiknya jangan memegang bagian Candi lalu memasukkan ke dalam mulut, karena semua bagian Candi ini disemprot dengan insektisida supaya tidak ditumbuhi jamur dan dijadikan rumah oleh hewan-hewan kecil lain.

Batu segitu banyaknya masak iya hanya disusun aja, direkatkan pakai apa? Putih telorkah seperti konon katanya? Ternyata tidak saudara-saudara. Susunan batu Borobudur ini menggunakan sistem interlock, seperti balok lego. Ada kunci L, kunci ekor merpati, dan kunci T.


Menurut bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan abad ke-14 karena melemahnya pengaruh Kerajaan Hindu Budha di Jawa serta masuknya Islam. Candi ini ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles (Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa) tahun 1814. Sejak saat itu Borobudur terus dipugar dan diselamatkan, yang terbesar tahun 1975-1982 oleh Pemerintah RI dan UNESCO. Borobudur kini masuk dalam Situs Warisan Dunia. Sampai saat ini, tiap tahun Borobudur masih dijadikan tempat untuk memperingati Trisuci Waisak bersama dengan Candi Mendut dan Candi Pawon.

Jika ditarik garis lurus ke arah depan itu akan pas menuju Candi Mendut

Begitulah sekelumit kisah tentang Borobudur, sebenernya ada banyak cerita dari guide kami. Namun sayang rekamanku di tab hilang tak berbekas, dan ingatan ini begitu terbatas apalagi untuk nama-nama dan istilah yang lumayan sulit disebut. Semoga bermanfaat, daaan sempatkan mengunjungi Candi Borobudur yaa, bagus lhoo, atau klu mau nyobain ngobrol ama native speaker juga bisa banget, karena di Candi ini aneka Bule dari berbagai Negara tumplek blek ramenyaaaaa.

Cerita lebih lengkap bisa dibaca di sini yaaAdios.. 

Ada Pokemon di Borobudur

Eh, ada Bumblebee juga rupanya

0 komentar: